Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank KEB Hana Tidak Mau Latah Ikut Metaverse

Bank KEB Hana melihat metaverse untuk sektor keuangan masih mencari bentuk penggunaan. Saat ini posisi bank menunggu arahan dari induk yang berada di Korea Selatan untuk ekspansi ke ruang virtual.
Kode biner dan kata metaverse yang ditampilkan di layar laptop. /Reuters
Kode biner dan kata metaverse yang ditampilkan di layar laptop. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Berbeda dengan PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP), bank yang juga dikendalikan oleh investor asal Korea Selatan, PT Bank KEB Hana Indonesia menyatakan belum berencana melakukan ekspansi ke ekosistem metaverse.

Consumer Banking Director Bank KEB Hana Indonesia Anton Hermawan memandang ekosistem metaverse merupakan pengalaman nasabah di alam maya. Dia menilai aplikasi digital banking yang sudah ada saat ini sudah mewakili pengalaman nasabah di ruang virtual.

Adapun untuk saat ini, Anton mengungkapkan KEB Hana, perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Hana Bank di Korea, masih berfokus pada pengembangan dan peningkatan fitur dan produk yang ada di bank digital Line Bank. 

Kalau metaverse itu seolah-olah menggantikan pengalaman sehari-hari ke dunia maya. Kami masih belum masuk ke sana [metaverse] saat ini, tapi kita lebih meningkatkan fitur-fitur yang ada di Line Bank,” kata Anton saat ditemui di Jakarta, Selasa (12/7/2022). 

Pasalnya, dia menilai ekosistem metaverse untuk sektor keuangan, terutama perbankan, masih mencari penggunaan atau use case yang paling baik. “Kami dari Hana Bank tidak mau ikut-ikutan langsung [masuk ke metaverse],” ujarnya. 

Meski belum berencana masuk ke ekosistem yang tengah digaungkan sederet perbankan di Indonesia, Anton mengungkapkan perusahaan induk Bank KEB Hana yang berbasis di Korea Selatan tengah mencari bentuk yang paling tepat untuk memasuki ranah teknologi metaverse. 

“Kalau misalnya kita sudah bisa mendapatkan yang paling tepat, baru kita akan masuk ke sana [metaverse],” ujarnya. 

Anton menginginkan ekosistem metaverse bukan hanya sekadar memberikan pengalaman banking secara virtual kepada nasabah seperti membuka kantor cabang di metaverse. Namun juga bagaimana cara perbankan mengakomodir semua kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi dan memenuhi gaya hidup nasabah. 

Menurut saya, membuka kantor cabang di metaverse bukan sesuatu hal yang sustainable. Karena kalau misalnya hanya membuat pengalaman di cabang, bahkan sekarang pun orang-orang sudah tidak ingin ke cabang, jadi agak kurang tepat kalau misalnya kita menuju ke sana,” tuturnya. 

Menurutnya, pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) merupakan salah satu bentuk yang lebih tepat dalam penggunaan metaverse. 

“Sesuatu hal yang tidak bisa dilakukan oleh nasabah di dunia nyata, dipindahkan ke dunia maya. Apapun yang sekarang tidak bisa dilakukan di dunia nyata, tapi kalau bisa dialihkan ke metaverse bisa akan jauh lebih baik,” tandasnya. 

Sementara itu, bank yang dikendalikan investor Korea Selatan lainnya, Bank Bukopin telah mendatangkan vendor langsung dari Negeri Ginseng untuk melanggengkan rencana ekspansi ke dunia metaverse. 

"Kita [KB Bukopin] di Indonesia tidak menggandeng WIR Group, kita menggandeng vendor lain yang juga sudah kita gunakan di Korea. Tunggu tanggal mainnya," kata EVP Digital Banking Head KB Bukopin Charles Budiman kepada Bisnis, belum lama ini. 

Dia menyampaikan Kookmin Bank telah bekerja sama dengan beberapa vendor di Korea Selatan. Pihaknya terus melakukan eksperimen dan menguji platform yang nantinya akan digunakan untuk kebutuhan metaverse KB

Dia menekankan untuk saat ini metaverse KB Bukopin diperuntukkan untuk marketing campaign atau belum digunakan untuk transaksi secara langsung, mengingat regulasi di Indonesia belum bisa melakukan transaksi perbankan menggunakan metaverse.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper