Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pembiayaan yang disalurkan oleh industri perbankan syariah tumbuh 9,77% secara year on year (yoy) pada Januari 2025.
Mengutip keterangan resmi OJK pada Rabu (5/3/2025), pembiayaan bank syariah tercatat mencapai Rp639,07 triliun pada awal 2025.
Sementara itu, pada periode yang sama tahun lalu, total pembiayaan bank syariah adalah sebesar Rp582,20 triliun. Adapun, pembiayaan pada Desember 2024 mencapai Rp643,55 triliun.
"Kinerja intermediasi SJK syariah masih tumbuh positif secara yoy, dengan pembiayaan perbankan syariah tumbuh 9,77%, kontribusi asuransi syariah tumbuh 1,20%, dan piutang pembiayaan syariah tumbuh 9,91%," jelas OJK dalam keterangan resminya.
Lebih lanjut, aset perbankan syariah pada Januari 2025 tercatat sebesar Rp948,21 triliun, naik dari posisi Rp868,60 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut diperoleh dari market share sebesar 7,5%.
Dari segi dana pihak ketiga (DPK) alias simpanan, perbankan syariah mengantongi nilai Rp737,39 triliun, meningkat 9,85% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp671,26 triliun.
Terkait rasio kinerja, rasio pembiayaan terhadap pendanaan (FDR) baik dari bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) tercatat sebesar 86,04% per Januari 2025, atau turun tipis dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 86,13%.
Lebih lanjut, rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) bank umum syariah berada pada level 25,3% dibandingkan dengan 25,7% pada Januari 2024.
Selanjutnya, dari segi tingkat profitabilitas atau return to asset (ROA), industri perbankan syariah membukukan angka 1,9%, meningkat dari catatan Januari 2024 sebesar 1,69%.
Adapun, kinerja nonperforming financing (NFP) gross untuk BUS dan UUS pada Januari 2025 adalah sebesar 2,20%, naik dari 2,09% pada Januari 2024. Sementara itu, NPF nett tercatat pada angka 0,86%, juga meningkat dari perolehan Januari 2024 lalu sebesar 0,74%.
Sementara itu, dari aspek likuiditas, rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) bank umum syariah mencapai angka 115,78% per Januari 2025. Rasio alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) bank umum syariah pun berada pada level 29,35% pada periode yang sama.