Perry meyakini inflasi yang rendah selama kuartal I/2025, termasuk inflasi inti sebesar 2,5% year-on-year (YoY), akan semakin membuka ruang bagi penurunan BI-Rate lebih lanjut.
Nilai tukar rupiah menjadi fokus utama BI saat ini karena sangat menentukan stabilitas sistem keuangan dan moneter, bahkan berkaitan dengan pengendalian inflasi serta pertumbuhan ekonomi.
“Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati ruang penurunan BI-Rate lebih lanjut dengan mempertimbangkan stabilitas rupiah, prospek inflasi, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi,” tutur Perry.
Saat ini, ketidakpastian masih terus terjadi di tengah penangguhan tarif selama 90 hari. Pemerintah tengah mengupayakan negosiasi tarif dengan AS rampung dalam 60 hari atau awal Juni 2025.