Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) akan melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sebesar Rp1 triliun dalam rangka pemisahan atau spin-off Unit Usaha Syariah.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan aksi korporasi tersebut menjadi bentuk penyertaan modal awal bank umum syariah hasil spin-off dan akuisisi PT Bank Victoria Syariah nanti. Rights issue akan menjadi bagian dari modal awal BTN Syariah yang dicanangkan senilai Rp6 triliun.
“Rights issue-nya kurang lebih Rp1 triliun lagi, jadi total Rp6 triliun yang akan di-inject ke dalam BTN Syariah,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (5/6/2025).
Namun demikian, Nixon tidak memerinci jumlah saham baru yang diterbitkan maupun harga per saham terkait rencana tersebut. Rights issue ini diharapkan terlaksana dalam beberapa bulan ke depan.
Selain rights issue, modal awal BTN Syariah nantinya juga akan berasal dari pendanaan internal sebesar Rp3,5 triliun hingga Rp4 triliun. Sisanya atau sekitar Rp1,5 triliun berasal dari nilai transaksi yang dihasilkan dari akuisisi Bank Victoria Syariah.
Dengan demikian, modal awal BTN Syariah nanti akan berkisar Rp6 triliun yang dinilai ideal untuk menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 18% hingga 19% sebagaimana kondisi BTN saat ini.
Baca Juga
“Untuk memenuhi yang pertama [ketentuan] bank KBMI 2. Yang kedua, ini juga untuk memenuhi CAR-nya, kira-kira mirip dengan kondisi BTN hari ini di antara 18%-19%. Supaya dia bisa langsung ekspansi,” katanya.
Nixon memproyeksikan embrio BTN Syariah baru ini akanmenjadi bank syariah terbesar kedua di Tanah Air setelah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS). Selain segmen perumahan, dalam 2 hingga tahun ke depan, BTN Syariah juga akan melayani segmen konsumer hingga retail.
“Itu jadi visinya sampai 5 tahun ke depan. Fokusnya sudah pasti jadi digital sharia bank, proses bisnisnya nanti kita akan ubah lebih digital, bahkan lebih digital dibanding induknya,” katanya.
Adapun BTN resmi menandatangani akta jual beli dan pengambilalihan saham PT Bank Victoria Syariah pada hari ini. Selain Nixon, Direktur Utama PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) Achmad Friscantono dan Presiden Direktur PT Victoria Investama Tbk. (VICO) Aldo Tjahaja turut hadir dalam acara penandatanganan tersebut.