Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lompatan Kinerja Semester I/2025 Bank Digital, dari Jago hingga Superbank

Bank digital seperti Bank Jago, Bank Raya, hingga Allo Bank mencatatkan pertumbuhan kinerja pada semester I/2025, meski di tengah berbagai tantangan ekonomi.
Reyhan Fernanda Fajarihza,Annisa Sulistyo Rini
Jumat, 1 Agustus 2025 | 07:35
Ilustrasi bank digital. Dok Istimewa
Ilustrasi bank digital. Dok Istimewa

Krom Bank hingga Superbank

Krom Bank

PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp73,2 miliar atau meningkat 12,36% YoY. Pada periode tersebut, dana pihak ketiga (DPK) Krom Bank tumbuh hampir 4 kali lipat atau mencapai Rp5,6 triliun.  

"Konsistensi laba sejak peluncuran Krom sebagai bank digital pada tahun lalu menjadi bukti kuat bahwa kami memiliki potensi pertumbuhan yang menjanjikan ke depan," ujar Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan. 

Pada sisi intermediasi, Krom Bank menyalurkan kredit senilai Rp6,52 triliun hingga akhir Juni 2025, tumbuh 141,57% YoY. Rasio kredit bermasalah (NPL gross) menurun menjadi 2,70% dibandingkan dengan 3,93% pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Lebih lanjut, pertumbuhan kredit Krom Bank pada periode ini masih ditopang oleh pendanaan channeling dengan nilai kredit mencapai Rp5,85 triliun. Namun, Krom Bank berkomitmen untuk memperluas portofolio pembiayaan perseroan.

Krom Bank pun juga tercatat memiliki posisi likuiditas perseroan yang kuat. Hal ini tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 115,58% per Juni 2025, membaik dari 184,12% pada Juni tahun lalu. 

“Dengan struktur pendanaan yang solid dan pertumbuhan laba yang konsisten, Krom Bank berada dalam posisi yang kuat untuk melanjutkan ekspansi secara terukur. Ke depan, keseimbangan antara pertumbuhan, profitabilitas dan ketahanan likuiditas akan tetap menjadi fokus utama kami dalam menjaga stabilitas dan daya saing kinerja perseroan di tengah tantangan ekonomi," ujar Anton.

Bank Neo

PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) alias BNC meraup laba bersih sebesar Rp276,05 miliar, berbalik dari rugi bersih Rp6,16 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank Neo Eri Budiono mengungkapkan bahwa raihan ini tak terlepas dari strategi peningkatan kinerja operasional yang memperkuat fondasi bisnis perseroan. 

“Fokus kami terhadap pengembangan aset secara sehat dan terdiversifikasi, perbaikan manajemen risiko dan efisiensi operasional telah memberikan hasil yang menggembirakan,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).

Terkait fungsi intermediasi, penyaluran kredit Bank Neo mengalami penurunan 10,3% YoY dari Rp9,02 triliun menjadi Rp8,09 triliun, sedangkan total aset berkurang 5,8% YoY menjadi Rp17,96 triliun.

Namun demikian, kualitas aset Bank Neo yang tampak dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross membaik dari 3,88% menjadi 3,10%. NPL net juga turun dari 1,28% menjadi 0,32%.

Dari sisi simpanan, dana pihak ketiga (DPK) perseroan tercatat sebesar Rp13,33 triliun pada semester I/2025, terkoreksi 9,69% YoY dari Rp14,76 triliun. Giro meningkat 44,7% YoY menjadi Rp686,97 miliar.

Superbank

Bank digital PT Super Bank Indonesia (Superbank) melaporkan kinerja sepanjang semester I/2025 dengan laba bersih senilai Rp20,1 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, Superbank masih mencatatkan rugi senilai Rp188,46 miliar.

Sebagai informasi, kinerja per Juni 2025 menandai satu tahun peluncuran aplikasi digital Superbank pada Juni tahun lalu. Bank yang didukung oleh Grab, Emtek, Singtel, dan KakaoBank ini juga mencatatkan jumlah nasabah hampir 4 juta di seluruh Indonesia. 

Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan kinerja tersebut merupakan pencapaian luar biasa bagi perseroan. "Hal ini mencerminkan kekuatan model bisnis yang digital-first dan komitmen untuk menghadirkan layanan keuangan yang aman, relevan, dan mudah diakses oleh jutaan masyarakat," ujarnya dalam siaran pers pada Kamis (31/7/2025).

Dari sisi penyaluran kredit, tercatat senilai Rp8,4 triliun atau melonjak 123% secara tahunan (year on year/YoY). Tigor menyampaikan peningkatan ini seiring dengan strategi akuisisi nasabah dan ekspansi produk pinjaman yang tepat sasaran. 

"Pertumbuhan kredit ini turut mendorong kenaikan total aset menjadi Rp15,0 triliun, atau tumbuh 122% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," jelasnya.

Kemudian, dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) Superbank melonjak 748% YoY menjadi Rp8,4 triliun, yang didorong oleh inovasi produk tabungan berbasis ekosistem seperti OVO Nabung by Superbank, produk rek-wallet (rekening e-wallet) yang memungkinkan jutaan pengguna OVO menabung secara instan dan aman langsung dari aplikasi OVO mereka dengan bunga 5% per tahun.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro