SEMARANG – Perbankan syariah di wilayah Jawa Tengah menyalurkan pembiayaan Rp8,53 triliun hingga akhir 2012, tumbuh 31,23% dibandingkan dengan posisi setahun sebelumnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), ekspansi pembiayaan perbankan syariah di Jawa Tengah (Jateng) lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang mencatatkan pertumbuhan 43,69% menjadi Rp147,5 triliun.
Namun untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Jateng mencatatkan pertumbuhan 31,2% lebih tinggi dari nasional 27,81%. Posisi DPK yang dikelola perbankan syariah Jateng mencapai Rp6,56 triliun pada akhir 2012, dari posisi setahun sebelumnya Rp5 triliun.
Meski telah memacu peningkatan DPK, namun rasio intermediasi ( financing to deposit ratio/fdr) perbankan syariah Jateng masih tinggi, yakni mencapai 130,05%. Hal tersebut mencerminkan sebagian pembiayaan mengandalkan dana bank konvensional maupun dana dari kantor pusat.
Adapun posisi total aset perbankan syariah Jateng tercatat Rp12,35 triliun pada akhir 2012, meningkat 37,07% dari setahun sebelumnya. Perbankan syariah Jateng mencatatkan market share 6,33% dari total aset nasional, di bawah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Joni Swastanto, Kepala Perwakilan BI Jateng-DIY, mengatakan pertumbuhan DPK perbankan syariah di provinsi ini cukup bagus karena lebih unggul dari rata-rata nasional.
Apalagi, lanjutnya, DPK tersebut didominasi oleh dana murah dengan rincian tabungan 52,78% dan giro 6,8%. “Sementara deposito memiliki porsi 40,42%,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/2/2013).
Dia juga melihat pertumbuhan yang positif pada pembiayaan perbankan syariah Jateng karena didominasi oleh pinjaman produktif. Pembiayaan modal kerja mencapai Rp3,1 triliun dan investasi Rp1,22 triliun. Adapun pembiayaan konsumsi tercatat Rp4,21 triliun.
Joni menambahkan prospek perbankan syariah pada tahun ini masih bagus dan diperkirakan kembali tumbuh di atas rata-rata nasional, terutama pada dana pihak ketiga.
“Adapun untuk pembiayaan, perbankan syariah akan banyak menyasar pada sektor UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah),” ujarnya.