Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia memprediksikan undisbursed loan atau fasilitas kredit yang belum ditarik akan melonjak pada semester II/2014. Hal tersebut sejalan dengan siklus tahunan industri perbankan yang cenderung ekspansi.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan siklus pertumbuhan kredit industri perbankan adalah peningkatan undisbursed loan. Adapun pertumbuhan kredit yang cocok 15%--17%, meski pada akhir tahun lalu mencapai 22%.
"Pertumbuhan kredit secara year to date belum tinggi. Namun karakteristiknya adalah undisbursed akan lebih tinggi," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (10/7/2014).
Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk Agustinus Prasetyantoko mengungkapkan peningkatan tren peningkatan undisbursed loan terjadi pada kuartal II, III dan IV dan pada kondisi tersebut kebutuhan kredit akan meningkat.
Agustinus menuturkan risiko likuiditas masih menjadi persoalan yang berlanjut di semester II/2014. "Ekspansi bisnis tersebut akan tergantung dengan ketersediaan likuiditas bank-bank," ungkapnya
Sementara itu, fasilitas kredit yang belum ditarik dari nasabah pada April 2014 mencapai Rp977,93 triliun tumbuh 13,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan undisbursed loan pada Maret 2014 mencapai Rp1001,91 triliun. Dengan kata lain, terjadi perlambatan hingga Rp23,97 triliun pada April 2014.
Menurutnya, bila bank hendak ekspansi, maka untuk menghimpun raihan dana pihak ketiga (DPK) bank-bank harus menawarkan suku bunga dana yang cenderung tinggi dan hal tersebut tergantung dengan mekanisme kondisi bank.
Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk Juniman menuturkan perekonomian Indonesia saat ini masih cenderung melambat sehingga hal tersebut berindikasi pada perlambatan dan pengheentian berekspansi usaha, bahkan pengusaha cenderung mengurangi investasi.
"Kondisi perlambatan tersebut yang membuat tingginya undisbursed loan," ungkapnya.
Juniman menilai pertumbuhan kredit pada semester II/2014 akan cenderung lebih tinggi, karena pada dasarnya siklus kredit cenderung di atas pertengahan tahun.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi global yang melambat termasuk ekonomi Tiongkok, India dan Brasil memberikan dampak pada ekonomi domestik juga yang mencatatkan melambat.