Bisnis.com, JAKARTA - Unit usaha syariah (UUS) PT Bank Danamon Tbk masih mengandalkan segmen usaha kecil dan menengah (UKM) dan koperasi untuk mendorong penyaluran pembiayaan perseroan.
Direktur UUS Danamon Herry Hykmanto mengatakan kedua segmen tersebut menunjukkan pertumbuhan yang signifkan dalam bisnis syariah perseroan. Dalam 3 bulan pertama tahun ini, perseroan merilis pembiayaan syariah yang merupakan bagian dari kredit segmen UKM dan komersial, tumbuh 17% secara tahunan menjadi Rp 2,9 triliun.
“Syariah tetap konsisten di UKM dan koperasi, tidak akan pindah, yang signifikan di kedua segmen ini,” ujarnya, Rabu (27/4/2016).
Lebih rinci Herry menjelaskan pembiayaan ke sektor UKM dominan disalurkan pada perusahaan-perusahaan manufaktur, eksportir, serta yang terkait dengan suplier infrastruktur.
Adapun pada segmen koperasi, pembiayaan disalurkan hampir untuk seluruh sektor industri, mulai dari manufaktur, infrastruktur, hingga jasa keuangan, seperti bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS).
Sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan yang signifikan, lanjut Herry, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing-NPF) perseroan pun dapat dijaga pada level yang baik. Bahkan, bila dibandingkan dengan tahun lalu, rasio NPF gross dan nett perseroan menunjukkan penurunan.
Per 31 Maret 2016, NPF gross Danamon Syariah tercatat 1,07%, turun 124 bps dari periode yang sama tahun lalu sebesar 2,31%. Sementara NPF nett tercatat 0,61%, turun 86 bps dari Maret 2015 sebesar 1,47%. Melihat pencapaian tersebut, Herry mengatakan perseroan bakal menjaga rasio NPF di kisaran 1% hingga akhir tahun.
“Ini (NPF) sudah jauh lebih bagus karena tahun lalu kami 2,3%. Jadi kesimpulannya kami harus tetap di UKM dan koperasi,” kata Herry.