Di sisi lain, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan pertumbuhan penyaluran piutang hanya berada di kisaran 7–8% pada tahun ini.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno menyatakan bahwa proyeksi ini mempertimbangkan kondisi pasar kendaraan yang masih lesu serta penyesuaian industri terhadap regulasi baru. Suwandi menilai bahwa pemulihan pasar kendaraan belum akan terjadi dalam waktu dekat.
“Kalau kita bicara Gaikindo [Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia], tahun lalu penjualan mobil bahkan tidak mencapai 900 ribu unit, hanya 865.723 unit, sementara motor mencapai 6,33 juta unit. Artinya, tahun ini pun masih berada dalam kondisi yang serupa,” ujar Suwandi dalam Seminar Nasional Arah Kebijakan OJK 2025 dan Strategi Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Baru yang digelar APPI pada Selasa (4/1/2025).
Gaikindo sendiri menargetkan penjualan mobil sebanyak 900.000 unit pada tahun ini. Namun, menurut Suwandi, target tersebut masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah kebijakan opsen pajak yang mulai berlaku.
Meskipun terdapat beberapa insentif yang diberikan, implementasi kebijakan ini berbeda-beda di tiap daerah, yang dapat berdampak pada daya beli masyarakat.
“Saya melihat bahwa setiap daerah memiliki kebijakan yang berbeda. Ada yang berlaku hingga Desember, ada yang hanya sampai Maret. Kita akan lihat bagaimana perkembangannya nanti,” jelasnya.
Selain faktor pasar, Suwandi menegaskan bahwa industri pembiayaan juga tengah beradaptasi dengan berbagai regulasi yang semakin ketat.
Oleh karena itu, APPI tidak menetapkan proyeksi pertumbuhan yang terlalu tinggi. Menurutnya, penguatan aturan ini membutuhkan persiapan yang matang, termasuk dalam penyusunan dan implementasi standar operasional prosedur (SOP).
Lebih lanjut, dia juga menyoroti tantangan likuiditas yang tengah dihadapi perbankan saat ini. Suwandi berharap agar Bank Indonesia (BI) dapat memberikan dukungan untuk memastikan ketersediaan likuiditas yang cukup bagi industri pembiayaan.
“Harapan kami, dengan adanya dukungan dari BI untuk menggelontorkan likuiditas ke perbankan, diharapkan sinergi antara kebijakan dan bisnis dapat terjalin secara harmonis,” pungkasnya.