Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan mobil dan motor dalam periode Januari-Mei 2025 kompak terkoreksi. Kondisi ini memberatkan penyaluran pembiayaan industri multifinance yang notabene sebesar 70% pembiayaan datang dari segmen otomotif.
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) sempat memproyeksi pertumbuhan pembiayaan industri tahun ini bisa mencapai 8%-10% secara tahunan atau year on year (YoY). Melihat lesunya pasar otomotif, target itu kemudian dikoreksi jadi hanya 6%-8%.
"Misalnya bisa tumbuh 6% saja sudah sangat bagus. Ini kan akan dikejar di semester kedua, mudah-mudahan dengan ada stimulus-stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah, dengan harapan juga nanti bulan Juli soal tarif dari pemerintah Amerika sudah lebih nyata dan lebih clear, mudah-mudahan di semester kedua ini ada pergerakan," kata Ketua APPI Suwandi Wiratno kepada Bisnis, Senin (30/6/2025).
Sembari berharap kondisi ekonomi membaik, Suwandi mengatakan para pelaku industri juga menyiapkan beragam strategi seperti menebar promo-promo menarik untuk menggaet konsumen.
Selain itu, industri multifinance juga melakukan diversifikasi pembiayaan agar tidak hanya mengandalkan pembiayaan sektor otomotif. Di saat bersamaan industri multifinance juga tetap memperhatikan kualitas kredit yang diberikan agar nonperforming financing (NPF) bisa tetap terjaga di bawah ambang batas maksimal.
Namun, sebesar apapun upaya pelaku usaha menarik minat pengguna jasa, Suwandi melihat faktor fundamentalnya adalah pada kondisi ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
Baca Juga
Kondisi ekonomi saat ini menurutnya tidak hanya menjadi ganjalan industri otomotif saja, lini usaha lainnya juga terdampak oleh tergerusnya daya beli dan pelemahan ekonomi.
"Jadi artinya apa, kita mau tumbuh, kita tetap bisa tumbuh. Tapi kalau sekarang bahannya [permintaan pembiayaan] tidak ada, ya tidak ada yang diolah, tidak ada yang mengajukan permintaan. Kita perusahaan pembiayaan itu kan sebab akibat," tegasnya.
Adapun saat ini perusahaan multifinance yang juga menunggu momentum angin segar paruh kedua 2025 adalah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) atau Adira Finance.
Sylvanus Gani, Chief of Financial Officer Adira Finance, menjabarkan dalam periode Januari-Mei 2025 pembiayaan baru yang dicatatakan Adira Finance sebesar Rp13,3 triliun.
Meski tak menyebut angka, Gani mengatakan angka itu terkoreksi secara tahunan dibanding periode yang sama pada 2024. Sementara itu, nilai saldo piutang yang dikelola Adira sampai dengan kuartal I/2025 tercatat sebesar Rp54 triliun. Angka ini juga terkoreksi tipis.
Jika menilik dari komposisi portofolio pembiayaan Adira, Gani merinci sebesar 30% pembiayaan saat ini pada roda empat, 45% pembiayaan roda dua, dan sebesar 25% pembiayaan non otomotif.
Meski performa lima bulan pertama tahun ini tidak lebih baik dari lima bulan pertama 2024, Gani cukup yakin memasang target pembiayaan baru Adira Finance 2025 ini bisa sedikit melebihi capaian 2024. "Kita dengar-dengar di semester II/2025 perekonomian akan lebih baik, di kuartal III dan kuartal IV," ujar Gani.