Gani menambahkan, dalam menghadapi situasi lesunya ekonomi saat ini pemerintah dapat memberikan dukungan berupa kebijakan yang bisa menggulirkan roda ekonomi. Dia mencontohkan seperti misalnya pemerintah memberikan insentif-insentif, kemudahan berusaha, sampai bantuan sosial yang menopang daya beli masyarakat.
"Misalnya kalau zaman Pak Jokowi kan ada BLT [bantuan langsung tunai]. Nah, apakah di sini MBG [makan bergizi gratis] bisa tidak menggerakkan [ekonomi], atau ada program-program lainnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, sampai dengan April 2025 piutang pembiayaan industri multifinance tumbuh melambat di level 3,67% YoY dengan nominal mencapai Rp504,18 triliun.
Pertumbuhan tersebut semakin susut seiring lesunya pasar otomotif. Sebagai pembanding, piutang pembiayaan multifinance per April 2024 melejit 10,82% YoY, selanjutnya per Maret 2025 susut menjadi hanya tumbuh 4,60% YoY.
Jika menilik apa yang terjadi di pasar otomotif, penjualan motor dalam periode Januari-Mei 2025 tercatat turun 2,4% year on year (YoY) atau sebanyak 64.593 unit menjadi 2.595.303 unit, dibanding periode yang sama pada 2024 sebanyak 2.659.896 unit.
Sementara untuk mobil, dalam Januari-Mei 2025 total penjualan mobil wholesales turun 5,5% YoY menjadi 316.981 unit, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 335.405 unit. Penjualan mobil secara ritel juga susut 9,2% YoY menjadi 328.852 unit, dibandingkan lima bulan pertama 2024 sebanyak 362.163 unit.