Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MASYARAKAT MISKIN: Pemerintah Tak Objektif Soal Data

BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah tidak objektif dengan masalah riil sosial yang ada saat ini, terutama tentang data jumlah masyarakat miskin dan tidak mampu.

BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah tidak objektif dengan masalah riil sosial yang ada saat ini, terutama tentang data jumlah masyarakat miskin dan tidak mampu.

Menurut Koordinator Advokasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Watch Timboel Siregar, tidak objektifnya pemerintah terlihat pada keputusan dalam rakornas lintas kementerian yang menetapkan jumlah peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) hanya 86,4 juta orang miskin.

Padahal, lanjutnya, jumlah masyarakat miskin sesuai dengan data PPLS (Program Perlindungan Sosial) 2011 yang harus ditanggung PBI untuk BPJS Kesehatan ada sebanyak 96,7 juta orang.

Sejak diluncurkan Mei 2012, MP3KI (Masterplan Percepatan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia) diarahkan untuk menyasar 40% kelompok masyarakat paling bawah secara ekonomi.

Kelompok tersebut adalah 29 juta orang miskin dan 70 juta orang rentan miskin (total 99 juta orang).

“Ini artinya, kalau pemerintah konsisten dengan MP3KI maka seharusnya memakai angka 99 juta orang miskin sebagai penerima bantuan iuran untuk BPJS Kesehatan,” ujarnya, Jumat (22/3).

Keputusan pemerintah dalam rakornas lintas kementerian itu menyebutkan nilai PBI sebesar Rp15.500 per orang per bulan dengan jumlah peserta 86,4 juta dan total anggaran Rp16,07 triliun.

Sesuai dengan pasal 15 PP No.101/2012 tentang PBI yang menyebutkan penetapan jumlah PBI Jaminan Kesehatan pada 2014 menggunakan data PPLS 2011.

Selain itu, angka iuran dan jumlah Rp22.201 per orang per bulan dengan jumlah PBI 96,7 juta orang sudah menjadi kesepakatan di Rakor Menko Kesra yang disepakati juga oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional), Kemenkes, Kemensos dan lainnya.

“Kami menyesalkan sikap Menko Kesra, Kemenkes, DJSN, Kemensos, dan  Kemenakertrans yang tidak konsisten dalam pendiriannya untuk keputusan nilai PBI dan jumlah masyarakat miskin,” ungkap Timboel. (if)

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : R Fitriana
Editor : Others
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper