Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Buruk, Tren Undisbursed Loan Naik

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baki UDL pada paruh pertama tahun ini tercatat Rp1.607,95 triliun, naik 6,05 persen secara tahunan.
Ekonom Indef, Aviliani. /Bisnis.com
Ekonom Indef, Aviliani. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kredit yang belum ditarik (undisbursed loan/UDL) di industri perbankan diperkirakan akan terkerek seiring dengan kondisi ekonomi yang cukup berat selama masa pandemi tahun ini.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baki UDL pada paruh pertama tahun ini tercatat Rp1.607,95 triliun, naik 6,05 persen secara tahunan. Tren pertumbuhan tahunan ini, justru naik kembali setelah akhir 2019 yang mulai menunjukkan perlambatan yang cukup tajam, yakni ke 3,76 persen dari 9,71 persen.

Ekonom senior Indef sekaligus Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan kondisi ekonomi membuat debitur perbankan menahan pencairan kredit pada tahun ini.

Di sisi lain, perbankan pun membuat pertimbangan yang cukup panjang bagi debitur sebelum melakukan pencairan kreditnya.

"Dalam kondisi saat ini tidak ada ekpansi usaha, sehingga hal ini membuat perbankan dan debitur pun sama-sama menahan. Sampai akhir tahun ini, tren peningkatan UDL masih akan berjalan," katanya, Sabtu (6/9/2020).

Aviliani menjelaskan permintaan kredit sampai awal paruh kedua tahun ini masih sangat rendah, yakni terlihat dari pertumbuhan kredit yang hanya di kisaran 1,8 persen secara tahunan.

Menurutnya, hal ini disebabkan oleh langkah pemerintah yang masih belum dapat melakukan percepatan belanja reguler maupun pemulihan ekonomi nasionalnya (PEN).

Di samping itu, dia pun berharap pemerinntah tidak terlalu memaksakan deregulasi dan insentif berlebihan untuk sektor keuangan.

"Sampai Agustus 2020, belanja PEN-nya baru 25 persen. Sampai awal September ini, DIPA PEN ini saja baru keluar sehingga belum ada belanja riil signifikan untuk menstimulasi pertumbuhan kredit dan menurunkan UDL pada kuartal ketiga tahun ini. Kalau kredit tumbuh, ya paling plafondering atau bahkan kanibalisme sehingga tak berdampak pada ekonomi riil dan membuat persiangan perbankan menjadi tidak sehat," ujarnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper