Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi likuiditas Bank Internasional Indonesia (BII) masih cukup aman menyusul seruan Bank Indonesia yang memberikan alarm pada kalangan bankir untuk lebih berhati-hati dalam mengelolah aset dan likuiditas..
"Aman. Rasio pendanaan terhadap pembiayaan sebesar 85%," kata Direktur Keuangan Bank Internasional Indonesia (BII) Thila Nadason di Jakarta, Rabu (21/8/2013). Adapun rasio kredit bermasalah BII sebesar 1,43% per Juni 2013.
Thila mengungkapkan selain likuiditas persero, likuiditas dolar juga masih dalam keadaan cukup aman, tapi cenderung mengalami fluktuatif, dengan kondisi naik dan turun cepat sekali. Namun dia memrediksikan kondisi tersebut tidak long term.
“Hanya likuiditas valas saja naik turunya cepat sakali, sebentar keluar dan sebentar masuk, namun kami rasa gejolaknya tak long term,” jelasnya di sela-sela acara Ikatan Bankir Indonesia.
LDR valas di bawah 70% dan LDR total BII sekitar 85% jadi masih dalm kondisi cukup aman. Berdasarkan laporan keuangan BII, rasio kredit bermasalah-kotor (gross NPL) BII turun menjadi 1,43% per 30 Juni 2013 dari 2,11% per 30 Juni 2012. Rasio kredit bermasalah-bersih (net NPL) juga turun menjadi 0,73% dari 0,98%. Rasio pendanaan terhadap pembiayaan (loan to deposit ratio/LDR) sebesar 85%.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memberikan alarm pada kalangan bankir untuk menjaga lebih berhati-hati dalam mengelolah aset dan likuiditas.