Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penetrasi Asuransi Era Prabowo Ditargetkan Tinggi, Asuransi Cakrawala: Fokus ke Generasi Muda

Tren penetrasi asuransi di Indonesia yang menurun telah membuat OJK melahirkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan 2023-2027.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Penetrasi asuransi di Indonesia masih sangat kecil bahkan trennya turun. Untuk itu, Otoritas Jasa Keuagan (OJK) telah membuat Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian Indonesia 2023-2027.

Dalam peta jalan tersebut, pemerintah menargetkan pada 2027 nanti penetrasi asuransi di Indonesia mencapai 3,2% dan tingkat densitas berada di level Rp2,4 juta per penduduk. Sementara posisi per 2023, penetrasi dan tingkat densitas asuransi Indonesia berada di level 2,59% dan Rp1,94 juta.

Untuk diketahui, penetrasi asuransi adalah tingkat premi industri asuransi dibandingkan nilai produk domestik bruto (PDB). Sedangkan densitas asuransi adalah rata-rata uang yang masyarakat sisihkan untuk produk asuransi dalam satu tahun.

Merespons target OJK tersebut, Wakil Presiden Direktur PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI), Nico Prawiro menjelaskan penghambat penetrasi asuransi di dalam negeri adalah rendahnya inklusi keuangan sektor asuransi. Per 2022, literasi keuangan sektor asuransi tercatat 31,72%, tetapi inklusinya hanya 16,63%. Artinya, hanya setengah dari mereka yang sudah paham asuransi memilih menggunakan asuransi.

"Dalam upaya membuka akses asuransi yang lebih luas maka diperlukan kolaborasi antara pemerintah, otoritas dan pelaku jasa asuransi. Kami menilai bahwa jumlah generasi muda yang kian bertumbuh menjadi peluang bagi industri asuransi," kata Nico kepada Bisnis, Kamis (10/10/2024).

Dia menjelaskan, alasan industi asuransi menyasar generasi muda ini adalah karena segmentasi ini memiliki karakteristik yang lebih dinamis, senang dengan hal yang mudah dan cepat, serta sangat piawai dengan penggunaan digital.

Indusrti asuransi memandang masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai lapisan dengan kebutuhan produk yang berbeda-beda sehingga menjadikannya sebagai peluang industri untuk dapat meningkatkan penetrasi asuransi melalui inovasi dan ragam solusi serta layanan.

Maka dari itu, untuk menyambut peluang tersebut dia berharap industri asuransi mendapat dukungan dari pemerintah. "Hal yang menurut kami diperlukan dari sisi regulator dalam hal mendorong pertumbuhan dan penguatan asuransi antara lain seeperti diperlukannya penguatan ketahanan dan daya saing industri perasuransian yang disesuaikan dengan perkembangan jaman dan kebutuhan," katanya.

Selain itu, Nico berharap pemerintah melakukan pengembangan elemen-elemen dalam ekosistem industri perasuransian, dan juga melaukan akselerasi transformasi digital industri perasuransian. "Kami juga berhadap adanya penguatan-pengaturan, pengawasan, dan [kemudahan] perizinan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper