Bisnis.com, JAKARTA - Bank digital PT Super Bank Indonesia (Superbank) melaporkan kinerja sepanjang semester I/2025 dengan laba bersih senilai Rp20,1 miliar.
Sebagai informasi, kinerja per Juni 2025 menandai satu tahun peluncuran aplikasi digital Superbank pada Juni tahun lalu. Bank yang didukung oleh Grab, Emtek, Singtel, dan KakaoBank ini juga mencatatkan jumlah nasabah hampir 4 juta di seluruh Indonesia.
Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan kinerja tersebut merupakan pencapaian luar biasa bagi perseroan. Menurutnya, hal ini mencerminkan kekuatan model bisnis yang digital-first dan komitmen untuk menghadirkan layanan keuangan yang aman, relevan, dan mudah diakses oleh jutaan masyarakat.
"Kami percaya bahwa cara terbaik menjangkau masyarakat adalah dengan hadir di platform yang sudah mereka gunakan dan percayai. Melalui integrasi yang erat dengan ekosistem seperti Grab dan OVO, kami mampu membangun kredibilitas, mempercepat adopsi, dan menyederhanakan pengalaman perbankan dalam keseharian pengguna," ujarnya dalam siaran pers pada Kamis (31/7/2025).
Dari sisi penyaluran kredit, tercatat senilai Rp8,4 triliun atau melonjak 123% secara tahunan (year on year/YoY). Tigor menyampaikan peningkatan ini seiring dengan strategi akuisisi nasabah dan ekspansi produk pinjaman yang tepat sasaran.
"Pertumbuhan kredit ini turut mendorong kenaikan total aset menjadi Rp15,0 triliun, atau tumbuh 122% dibandingkan periode yang sama tahun lalu," jelasnya.
Baca Juga
Kemudian, dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) Superbank melonjak 748% YoY menjadi Rp8,4 triliun, yang didorong oleh inovasi produk tabungan berbasis ekosistem seperti OVO Nabung by Superbank, produk rek-wallet (rekening e-wallet) yang memungkinkan jutaan pengguna OVO menabung secara instan dan aman langsung dari aplikasi OVO mereka dengan bunga 5% per tahun.
Pendapatan bunga bersih Superbank dilaporkan tumbuh 171% YoY menjadi Rp667,6 miliar, didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bruto sebesar 237% menjadi Rp904,7 miliar. Hal ini mendorong perbaikan Net Interest Margin (NIM) menjadi 10,2%, naik dari 8,1% pada tahun sebelumnya.
Selain itu, efisiensi operasional turut membaik signifikan, tercermin dari rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) yang menurun drastis menjadi 74,2% dari sebelumnya 149,9%. Kualitas aset tetap terjaga dengan baik, di mana NPL Gross turun ke
2,7% dan NPL Net berada di level 0,98%.
"Transformasi digital kami telah membentuk fondasi bisnis yang tangguh dan efisien. Dengan pertumbuhan nasabah yang pesat dan pengelolaan risiko yang disiplin, kami siap untuk menjalankan tahap pertumbuhan berikutnya," tutup Tigor.